Senin, 05 Oktober 2020

Riak semalam

"kalau udah ketauan salah, kalau udah ngerasain sedih. ngerti kan gimana rasanya?"

"besok lain kali jangan jatuh terlalu dalam ya."

"hargain perasaan orang lain."

dinding yang selama ini selalu jadi saksi cerita kita. pada tiap malam yang selalu ia dengar suara dibalik telepon genggam. diam-diam mulai berubah seperti ingin ikut andil menghujatiku dan tawa-tawa dalam kepala sudah semakin kuat menertawai kebodohanku, akan ketidakberdayaan ku karena berhasil mengingatmu. 

ga boleh benci sama diri sendiri.

ga boleh.
ga boleh.
ga boleh.

aku juga tidak tega pada diriku sendiri.

Sejujurnya masih boleh gak sih buat ngomongin hal yang udah diluar kendali kayak gini? 

Boleh gak sih ngeluh sekali lagi? atau aku harus menyerah saja?

Jujur, sakit, sedih dan kecewa, gak bakal nyangka karena waktunya terasa begitu tiba-tiba.

Terlanjur susah untuk mengontrol hati yang tiba-tiba terasa perih. 
Padahal luka yang dulu juga belum sepenuhnya mengering. 
Ku kira singgahmu adalah bantuan yang dikirimkan semesta. 
Menjadi penawar disaat hari-hariku terasa menyiksa.

Rupanya tidak.

Nyatanya yang kau cari juga sama, kau mencari seseorang yang 
bisa ikut memulihkanmu. tapi, bukan aku orangnya ya?

Maaf ya.

banyak sekali pikiran yang muncul didalam kepala ini berkeliaran kesana kemari. bertanya-tanya, 
"apakah masih ada terlintas perasaan sekiranya sedikit?"

kenapa terlalu cepat ?

kenapa mudah nyerah? 

kenapa gamau nungguin? 

kenapa ga berjuang sekali lagi?

bahkan mengakhir cerita yang belum dimulai,

oh apa mungkin karena sebelumnya kita bukanlah apa-apa, 
maka tak ada alasan untukmu pergi dan menganggap semuanya sudah berlalu.

padahal seingatnya beberapa minggu lalu aku masih jadi yang pertama kau cari. apa aku salah? kemarin seingatnya di hari itu ada celetukan yang keluar dari mulutmu, 

"udah lama nih ga dengarin suara kamu."

"kenapa? mau ajakin telfon?"

"boleh?"

"yuk."

kita larut dalam obrolan panjang sampai mata tak sanggup untuk terjaga lebih lama. 
hanya sedikit pesan yang mampu terucap dalam obrolan kita. momen yang akan ditunggu sepanjang malam ini, tapi mustahil untuk kejadian. ya karena udah gak ada artinya, udah gak ada gunanya. 

hingga suatu hari tiba-tiba kamu menemukan tempat yang kamu cari selama ini. disitulah aku sadar, ragamu sudah menemukan tempatnya tanpa bisa ku duga.

semakin membaca satu-per-satu lagi pesannya, emosi dalam diri semakin bergemuruh. bukan menyalahkan keadaan tapi menyalahkan diri sendiri. kenapa selalu terlambat menyadarkan perasaan sendiri, kenapa selalu membantah isi hati. 

"bagaimana rasanya? mengabaikan orang lain, puas?"

"bagaimana melihat orang lain sudah menemukan bahagianya?"

"bisa menerima segala kenyataan yang gak lagi menuruti segala pintamu?"

suara dari hati yang tak bisa ku patahkan. tak bisa lagi ku kendalikan. karena ku tau semua itu benar. 

malam ini terlalu banyak pertanyaan kenapa yang jawabannya masih menggantung.
menggantung karena belum sempat untuk disampaikan. atau kemarin terlalu sibuk menerka-nerka.
terlalu banyak perasaan yang mungkin ga mudah untuk dimengerti oleh orang lain.

terlalu mudah air mata jatuh hanya dengan membaca lagi pesan-pesan yang kian mengikis kenangan. kenangan yang terlalu sedikit, yang tak bisa selalu membuat harimu cerah. ternyata kita gak mampu untuk membuat cerita yang lebih layak untuk dikenang. iya, bukan kita. aku tidak menyalahkanmu.

ini salahnya waktu yang tak mengizinkan kita untuk mengukir kisah lebih lama.

dan sampai air yang tadi menggenang dalam kelopak mata ini kemudian perlahan menyurut reda. 

aku tersenyum getir. aku tahu, suatu saat aku juga akan temukan bahagia yang sama. 
seperti yang kamu rasakan sekarang.

aku sadar, justru patah ini yang membuat aku semakin dikuatkan. aku tak pernah menyesal kita pernah bertemu meski dalam waktu yang singkat. walau pada akhirnya lelahmu menjadi penyebab kita berjarak. aku harus tetap mensyukurinya. sebab perpisahan ini bukan hanya untuk menjadi penyesalan panjang kan? dan selain itu karena berpisah bukan akhir dari segalanya. 

mungkin saat ini segala perasaan telah sampai pada titik resahnya. tapi bukan untuk dibahas kembali berlarut-larut. biarkan dia mengalir sampai tenggelam dengan sendirinya. nanti juga cepat atau lambat seseorang akan membuatnya berhenti. aku tak akan memaksanya untuk mati saat ini juga lalu menguburnya. karena sejujurnya kamu pasti mengerti, melepaskan bukan hal yang mudah. 

ternyata bahagiamu bukan denganku, ternyata bukan aku seorang yang dalam hidupmu, ternyata antusiasku bukan yang selalu kamu mau. kali ini aku menjadi kamu yang kemarin terus menunggu gusar kabar. benar-benar sudah tak ada gunanya lagi untuk mengungkit beberapa hal yang cukup pelik sekalipun.

disela malam sebelum tidur, aku mengenangmu.

kalimat yang tak terucap ini ku tulis bukan untuk berusaha merenggutmu lagi. aku juga tak mau menganggu kebahagiaanmu yang menjadi langkah baru itu. aku hanya membiarkan tulisan ini untuk mewakili hal-hal yang tak bisa ku suarakan.

aku hanya ingin sedikit meredakan seluruh riuh yang berkecamuk. beberapa hal yang tak bisa lagi ku suarakan padamu. biar seluruh raga ini bisa lega sudah mengeluarkan sesal yang paling berisik. agar sesak ini pun tak hanya ku simpan sendirian.

Maaf, satu kata sunyi yang tengah terngiang dalam kepala, satu kata sederhana tapi cukup menyesakkan karena tak sempat ku sampaikan pada yang terakhir kalinya.

aku tahu sudah tak perlu lagi. tapi biar tetap ku bagikan dalam tulisan ini agar ia bisa sampai pada tempatnya, semoga jika kamu membacanya.

aku yakin jika memang perpisahan adalah takdir, bukan tidak mungkin pertemuan kedua setelah ini juga menjadi takdir berikutnya untuk kita. tidak pasti, namun juga berarti tidak ada tak mungkin bukan?

kita tak pernah tahu rangkaian cerita apa yang semesta sedang siapkan untuk kita masing-masing di masa depan. seperti juga katamu yang akan teringat entah sampai kapan, "when the time is come we will find to be together."

sejauh dan serumit apapun nanti ujungnya, semoga berujung pada hal baik.
tidak hanya untukku, tapi juga untukmu.

Selasa, 11 Agustus 2020

Part 3 #SUARADIA - Jodoh Pasti Bertemu

 


Menikah muda sebenarnya termasuk impian Dia. Cita-cita Dia ingin menikah diwaktu muda agar memiliki anak yang nanti rentang umurnya tidak jauh berbeda dan bisa dianggap seperti kawan. Bisa diajakin jalan layaknya kakak adik. Bisa bertukar baju karena badan pasti gak jauh berbeda. Serta yang paling serunya lagi bisa berbagi cerita bersama.

Dia bilang sejujurnya targetnya menikah adalah di umur 22 tahun. Aku juga sempat kaget. Karena aku juga punya harapan nikah muda. Biasalah terjadi sewaktu zaman-zaman masih sekolah membahas apa yang sedang heboh, semisalnya melihat kehidupan artis yang menikah muda sedang berbahagia jadinya ikut-ikutan. Tapi targetku menikah adalah disaat aku sudah lulus kuliah. Di umur 24 atau 25 tahun, yang penting fokus utamaku adalah bekerja mencari penghasilan untuk membiayai kebutuhan-kebutuhanku sendiri. Tapi itu semua balik lagi kepada kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Kalau memang nantinya tidak sampai target, tidak masalah itu artinya aku harus banyak belajar lagi sebelum tiba waktunya menikah. Aku tidak terlalu mempersulit dan memusingkan takdir. Persoalan tentang jodoh, karir dan lainnya biarlah menjadi rencana Tuhan. Hanya waktu yang akan menjawabnya.

Ternyata takdir justru berkehendak lain. Di umur 23 tahun Dia belum menemukan pendamping hidupnya. Dia sudah memutuskan berpisah dengan Dell. Keputusan itu adalah keputusan milik mereka. Mungkin itu semua karena alasan Tuhan untuk mendidik Dia sebelum ia menikah. Dia perlu banyak waktu untuk mempersiapkan diri.

Dia bilang padaku awalnya sebelum bertemu dengan Dell ada juga yang berniat serius padanya. Bahkan Dia sampai sedikit memaksa calonnya agar menikah tahun itu juga. Astaga Dia, aku tertawa. Apakah Dia kebelet nikah?

Alasan lain keinginan Dia untuk menikah muda adalah agar mengurangi beban orangtuanya. Karena setelah menikah Dia bukan tanggung jawab orangtuanya lagi melainkan menjadi tanggung jawab suaminya.

Benar sih. Tapi kayaknya menikah bukan perkara itu saja. Ada banyak hal lagi yang perlu dipahami tentang pernikahan. Pernikahan bukan seperti pacaran yang bisa berpisah kalau hal hal yang dirasa tidak sejalan lalu menimbulkan pertengkaran. Menikah butuh tanggung jawab yang besar.

Dibalik itu semua Dia gapapa kok, sejak bersama Dell ia jadi lebih tegar menerima apa yang tidak sesuai dengan keinginannya. Dell banyak mengajarkan hal-hal berharga dihidup Dia.

Mungkin aku gak jodoh sama yang kemarin bukan tanpa alasan. Mungkin Allah nyadarin aku kalau umurku saat ini masih muda. Masih banyak mimpi yang belum tuntas aku raih.”

Semenjak ketemu Dell, dalam pikiran aku hanya ada cita-cita. Itu yang berusaha aku raih sekarang. Sumpah ini yaa gak bohong pengaruhnya besar. Meskipun gak semuanya yang aku lakukan bareng Dell positif, ada hal negatif tapi itu juga nambah pelajaran buat aku. Contohnya kalau lagi kelahi ini ya, pasti aku bisa ikutin sabar nurunin emosi. Dell baik banget gak pernah kasar. Jadi kalau ngelihat mukanya aku marahin malah jadi kasian.”

Ada chat dari Dell yang Dia masih simpan sampai sekarang. Dia tipikal cewek yang jarang sekali menyimpan kenangan. Dari pasangannya sebelum Dell, Dia tidak pernah menyimpan memori pesan. Karena bagi Dia, kenangan adalah cerita yang harus dihapus bukan untuk dilihat kembali sewaktu kita sedih. Kenangan adalah bagian dari masa lalu yang harus dikubur kalau perlu dihilangkan.

Entah kenapa dengan Dell berbanding 90 derajat. Dia masih menyimpan beberapa percakapannya dengan Dell. Begini isi pesan dari Dell saat hubungan mereka sedang dirundung masalah.

Gapapa kalau kamu mau pergi. Kalau ditanya keinginanku, aku masih sayang dan masih ingin lanjut, tapi kalau kamu gak tahan ya gapapa. Aku gak mau memaksa hak kamu. Kalau kamu masih mau bertahan, terimakasih. Tapi kalau kamu sudah gak kuat lagi maaf, aku yang salah.”

Dia menatapku setelah memperlihatkan isi pesan yang dikirimkan oleh Dell. Pesan itu sudah berminggu-minggu yang lalu. Masih disimpannya.

“Kamu belum bisa move on?”

Dia hanya senyum, aku mengartikan senyum itu sebagai jawaban iya.

“Gak ada yang perlu disesali dari masa lalu. Aku tahu Dell lebih berhak bahagia, mungkin bukan dengan aku.”

“Jadi kamu udah gak berharap suatu saat dipersatukan kembali?”

“Jodoh gak ada yang tahu. Aku gak bakal nutup hati kalau nanti dia datang lagi, atau malah aku yang mencarinya. Karena sejauh apapun, aku yakin kalau memang jodoh pasti bertemu.

Lagi pula jarak antara Dia dan Dell cukup jauh, dan tidak lagi di satu circle yang sama. Itu yang membuat perlahan-lahan Dia bisa melupakan Dell.

Jalan satu-satunya berdamai dengan masa lalu adalah mengikhlaskan. Menerima takdir yang tidak sesuai harapan. Percaya apa yang kita lakukan sudah baik apalagi saat mengerahkan waktu untuk berusaha. Kita hanya bisa berencana, Allah yang menentukan akhirnya. Setiap jalan walau penuh kerikil sekalipun pasti memiliki makna didalamnya. Makna yang harus kita syukuri karena itu sudah ketetapan-Nya.

Bulan maret terakhir aku telfon Dia menanyakan bagaimana kabarnya hari ini, apakah sudah jauh membaik atau masih sama seperti biasanya? Dia menjawab dengan sangat antusias.

“Yaampun an. Jauh lebih baik lah dari yang dulu. Aku sudah menemukan penggantinya, dan kami juga udah bicarain nikah. Kali ini sepertinya Tuhan ngasih jalan yang tepat, dengan orang yang tepat. Bismillah. Aku selalu doa tiap malam istiqarah. Bukan meminta antara dua pilihan. Tapi lebih meyakinkan yang terbaik untuk diriku kalau ini adalah orang yang terakhir. Tidak ada lagi orang yang kesekian, kalau ada aku harus belajar lagi melepasnya. Tapi insyaAllah semakin dikuatkan tiap harinya semakin lancar kayak jarang banget ada masalah.”

“Alhamdulillah kalau begitu, aku ikut senang. Semoga terus dilancarkan sampai hari H. Jangan lupakan undanganku.”

“Pasti, nanti aku undang sama sodara-sodaramu sekalian.” aku hanya tertawa, aku tahu Dia sedang bercanda.

“Eh kamu bagaimana kabarnya?” tanyanya kemudian.


**

 

Gapapa, belum ketemu jodohnya sekarang. Bersabarlah ‘semua akan indah pada waktunya.’ Kata-kata yang sering diucapkan oleh banyak orang. Namun gak semua tahu bagaimana cara mencapai momen yang indah itu. Dalam menemukan jodohnya kita disuruh sabar. Tapi sabar bukan berarti hanya sekedar menanti dengan berdiam diri. Sabar itu juga menuntut kita untuk intropeksi jikalau mungkin usaha yang kita lakukan belum maksimal. Rasa sabar itu nantinya yang akan menuntun hati kita untuk bertemu dengan hati dia yang Tuhan restui.

Mungkin saat ini bukan waktu yang tepat dan kita perlu menyesuaikan diri lagi. Selepas banyak orang yang pernah kita tuju. Tuhan ingin lihat seberapa besar kekuatan kita setelah melepaskan apa yang selama ini kita genggam.

        Mungkin kita merasa penat, capek, lelah mencari yang pasti. Dan banyak juga dari kita yang sudah ditimpa oleh rasa sakit, hancur dan kecewa lalu harus bangun kepercayaan untuk orang baru lagi. Dihadapkan pada pertemuan dan perpisahan silih berganti. Dengan begitu jadi timbul prasangka dalam pikiran, “Sebenarnya apa yang salah? Apa semua orang yang datang tidak bisa menerima kekurangan?”

      Padahal kita belum tahu, mungkin yang datang pada kita adalah orang yang tepat. Tapi kita mengelaknya, mengatakan bahwa kita tidak menyukai dia. Dan kita cepat sekali ber-putus asa karena sering kali tidak sesuai harapan. Sering kali orang yang selalu ada tetapi bukan orang yang kita harapkan. Makanya lebih baik sama sekali gak memasang ekspektasi kalau gak mau jalan akhirnya kecewa. Kalau tetap berkeras mau berharap yaudah terima resikonya kalau akhir jalan ceritanya gak sesuai.  

Kita kecewa, karena mikir udah klop dengan dia, karena dia adalah orang yang benar-benar mengerti. Kita gak sadar bahwa setiap orang bisa berubah. Karena setiap kali yang terlihat indah itu belum tentu indah. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu.” (QS. Al-Baqarah : 216)

Selamanya kita tidak tahu maksud dari rencana Tuhan mempertemukan kita dengan orang-orang itu. Namun percayalah tujuannya tidak pernah salah. Terkadang kita dipatahkan hatinya agar diselamatkan dari orang yang salah. Sebelum kita memikirkan hidup mereka yang lebih baik karena sudah bertemu jodohnya. Sering kali kita pun berharap, kapan kita bisa seperti mereka. Kita jadi cemas, takut dan terburu-buru.

     Mungkin mereka yang sudah menemukan jodohnya itu memang sudah layak dan bertemu waktunya. Ibarat kapal yang sedang berlabuh. Siapa yang kapalnya sudah penuh, dia akan berlayar lebih dulu. 

      Dan setiap kita sudah ada waktunya masing-masing. Tinggal nunggu giliran. Percayalah, sekarang ataupun nanti jodoh pasti bertemu.



Kamis, 30 Juli 2020

PART 2 #SUARADIA - Setidaknya pernah bertemu

Elena-Katharina Sohn berät Menschen mit Liebeskummer. Was sie gelernt hat: je komplizierter die Beziehung, desto größer der Trennungsschmerz.

“Aku janji bakalan terus-terus sama kamu. Aku menunggu kamu disini. Jangan kemana-mana, aku gak mau kamu pergi dengan yang lain.”

“Ingat janji kamu. Kalau ada yang datang, aku gak akan segan untuk pergi. Karena aku gak mau maksain hubungan ada orang ketiga didalamnya.”

Selalu saja kalimat itu yang kamu layangkan untuk membuatku yakin. Kamu pikir mencintai semudah itu? Kamu pikir cara mempertahankan hubungan dengan cara seperti itu?

Sebenarnya yang dibutuhkan perempuan itu bukan janji. Tapi pembuktian. Kalau hanya mengatakan seratus kali janji dengan alasan yang dibuat sendiri, semua orang juga bisa. Kamu tidak perlu bermewah-mewah untuk menginjakkan kaki dirumahku. Kamu tidak perlu menyewa orang untuk mengatakan hal yang serius dihadapan kedua orang tuaku. Kamu juga tidak perlu menguras habis dompet untuk membelikan barang-barang favorit. Karena semua perempuan tidak membutuhkan itu.

Jika alasan kepergianmu adalah karena ragu dan tidak percaya diri, aku minta maaf. Memang semestinya begitu, setiap pertemuan hanya diciptakan agar dua orang saling menikmati kebersamaan walaupun hanya sebentar. Dan beberapa perasaan cuma jadi persinggahan yang sementara. Tapi tak mengapa, bukankah segala sesuatunya harus dinikmati walaupun itu kedengarannya menyedihkan. Ya walaupun orang-orang dipertemukan cuma satu bulan, satu minggu atau bahkan satu hari, tetap harus dinikmatikan?

Ada waktu dimana kita lagi makan dan ngobrol berdua. Tiba-tiba kamu membahas pembicaraan ke arah serius. Semacam deep talk, tapi rasa-rasanya ini konyol. Dibawah langit malam yang gelap, ditemani sedikit suara motor kamu mengatakan hal ini dengan tegas,

“Satu lagi, kalau sampai nantinya kita gak jadi satu. Kalau sampai kamu menikah dengan orang lain. Aku orang pertama yang bakalan ngucapin selamat bahagia sekaligus orang pertama yang ngucapin selamat tinggal. Karena aku bakal pergi dari hidup kamu selama-lamanya.”

“Aku bakal hapus semua tentang kamu, tidak ada komunikasi, tidak ada tatap muka. Semuanya akan hilang. Aku tidak main-main dengan kata-kataku barusan.”

Ternyata sebelum aku menemukan orang lain, sebelum aku menemukan pendamping hidup seperti katamu. Kamu sudah lebih dulu pergi. Tak ada kata-kata selamat tinggal yang baik-baik saja. Mungkin itu alasannya orang-orang pergi tanpa pamit. Tapi Dell, kalau janjimu itu tidak kau tepati. Bagaimana bisa kedepannya aku mempercayai kata-katamu lagi?

Atau mungkin memang seharusnya aku tidak mempercayai apa-apa. Karena sepertinya kamu tidak memunculkan niat untuk kembali.

Sesekali aku mengingat cerita kita dibelakang, bukan karena aku berusaha mengungkit lagi apa yang sudah berlalu. Terkadang cerita kita hanya membuat tawa saja. Kadang aku bisa memaksakan untuk tersenyum dikala pundak terasa penat. Dikala hari-hariku terasa melelahkan karena beberapa tugas yang belum terselesaikan.

Sekarang waktunya kita belajar, belajar dan belajar lagi. Memperbaiki apa yang masih bisa diperbaiki. Selagi kita masih hidup dibumi ini, selagi kita masih tinggal dirumah sendiri. Mulai lah dari meluangkan waktu untuk menyayangi diri sendiri. Menata hati yang kosong itu sebelum diisi dengan seseorang yang nanti akan memenuhinya kembali. Entah dengan orang yang pernah masuk, atau dengan orang yang berbeda.

Dan terus terang saja Dell, mungkin suatu hari kita akan dipertemukan lagi. Mungkin. Karena tidak ada didunia ini yang mustahil selagi semesta punya pemilik-Nya. Kalaupun benar waktu itu tiba jangan sampai hal-hal yang tidak diinginkan terulang lagi. Karena kesempatan kedua tidak akan pernah sama lagi.

Beginilah adanya Dell. Walaupun tidak bersama selamanya, walaupun kita gagal sekarang, walaupun kita tidak disatukan, setidaknya kita pernah dipertemukan. Ingatlah, Kota Jogja jadi saksi bisu kita pernah saling merindu dan membantu untuk bersatu.

           #SUARADIA #PART2


Note: Gambar ilustrasi dari pinterest.


Minggu, 26 Juli 2020

#Suaradia - ucapan maaf yang tak pernah terucap



Ternyata matahari, bulan, bintang yang jadi saksi gak cukup untuk menyatukan kita berdua. Ternyata 24/7 bareng itu gak cukup untuk mempertahankan hubungan kita.  Aku kira separuh hidup-ku bakalan ada kamu. Ternyata enggak Dell.

Dell kamu tahu? Kamu sekarang menjadi bayangan paling menyakitkan yang paling ingin aku lupakan. Aku kesal tiap kali harus mencari-cari cara untuk menciumi wangi yang seperti aroma tubuhmu. Aku sedih seringnya air mata ini membekas dibantalku, bukan seperti dulu yang selalu aku tumpahkan dibahumu. Dan setiap pertanyaan di-kepala yang datang berulang kali “Kenapa harus kita Dell? Kenapa harus kita yang dipisahkan?”

Rasanya egois untuk meminta pada Tuhan bahwa kita harus kembali bersama. Kembali menuntaskan mimpi yang belum terwujud. Kembali pada tugas kita yang belum terselesaikan. Kembali untuk menggali lagi impian kita bersama yang belum tercapai.

“Kalau ada waktu lagi untuk ketemu. Kita tetap bertemu ya, janji ya Dell?”

“Jangan sampai ini pertemuan terakhir. Aku harap kita bisa ketemu di Jogja lagi ya.”

Kata-kata yang pengen aku ucapkan tapi gak jadi Dell. Belum sempat, kamunya udah keburu pergi. Hidup ini memang dipenuhi mimpi-mimpi semu dan angan yang tak terwujud. Aku tahu tidak semua orang bisa memenangkan impiannya. Termasuk kita.

Mungkin dipertemukan saja sudah cukup. Karena kita pernah merayakan bahagia sama-sama. Berbagi kesedihan. Menumpahkan seluruh emosi aku dan emosimu yang tak pernah terucap.

Termasuk kesepian, semestinya kita merasakannya bersama.
Sepimu jadi sepiku juga.

Ïngat gak waktu selepas hari raya kamu bilang kamu lagi sendirian jagain warung dirumahmu? Kamu bilang rindu lalu pengen aku juga ikut bantuin kamu. Sama Dell. Aku pengen kesana, nemanin kamu dan bantuin kamu juga. Kan kita udah janji apapun dihadapin bareng-bareng.

Rasanya duniaku tidak seutuh dulu seperti selalu ada kamu Dell.

Dell ingat gak? kamu pernah bilang kamu ingin mengulang masa kuliahmu dari awal, lalu gak perlu menunggu waktu kamu inginnya langsung kenal aku. Tapi aku waktu itu masih menganggap semua itu omong kosong, omonganmu pun aku anggap sebagai obrolan basi-basi biasa.

Sekarang dan detik ini menjadi bagianku untuk merasakan itu semua Dell. Dimalam hari aku selalu membayangkan kita bisa bareng-bareng lagi. Tapi gak mungkin, itu semua terlalu sulit untuk dicapai. Apa benar Dell? Apa aku harus ku tarik lagi omonganku barusan?

Ingat gak waktu kita jalan melewati bebatuan menuju pantai? Disitu kamu nolongin aku yang terkilir jatuh. Aku malu ditertawai orang-orang, tapi justru kamu nenangin biar aku gak malu sendirian. Kaki dan celana ku basah semua kena lumpur tapi kamu mau bantu untuk bersihin celanaku yang kotor itu. Padahal disitu posisinya kita lagi diam-diaman karena satu masalah kecil. Meskipun raut wajahmu sudah lelah menghadapi tingkah aku, tapi kamu masih rela nolongin aku. Aku ngelihat ketulusan dan kepedulian kamu disitu Dell.

Ingat gak sebelum kita pacaran, waktu kita masih berteman. Aku pernah menunggu kamu pukul 04.00 sore, itu di waktu kamu berjanji akan menelpon aku. Dengan berbagai kecemasan aku menunggu kepulangan kamu dari kota nan jauh disana. Kota yang harus aku sembunyikan, karena itu luka. Kota yang kamu bilang akan bertemu dengan seseorang. Aku cuma takut kamu kasih kabar kalau kamu sudah mendapati apa yang kamu cari. Kamu sudah lebih bahagia bersama dia disana. Maaf Dell aku pernah egois, menginginkan kamu menjadi satu-satunya padahal kita belum bersama.

Banyak sekali kenangan yang terukir diantara kita Dell. Ternyata tidak semudah itu melupakan apa-apa yang pernah melekat di hati kita. 

Waktunya masih panjang Dell. Apa mungkin suatu hari dua orang paling asing akan menjadi orang paling dekat pada akhirnya?

Apa mungkin kita bakalan dipersatukan kembali untuk menjadi teman yang mengarungi hidup bersama-sama?

Apakah omongan ini yang harus ku tarik kembali Dell? Aku gak siap dengan segala resiko yang harus terjadi lagi. Mungkin memang semestinya aku melewati rintangannya nanti tanpa kamu. Mungkin ada sesuatu yang ingin ditunjukkan semesta lewat perpisahan ini. Ternyata terlalu banyak kemungkinan ya Dell.

Makasih ya Dell untuk waktu panjang yang tak tahu kapan bisa terulang kembali. Mungkin ada orang lain yang bisa membuatmu lebih bahagia. Dan mungkin memang seharusnya langkah kita terhenti cukup sampai disitu. Sampai kita harus melanjutkan lagi kisah kita masing-masing. Aku yakin sebenarnya diantara kita gak mau hal itu terjadi. Gak apa-apa, karena kita gak bisa melampaui skenario Tuhan yang sudah disusun untuk kita. Dan sekarang aku juga pengen lihat kamu bahagia, walaupun bukan dengan aku.

Terimakasih Dell, makasih sudah menyempatkan waktu bersama untuk saling membahagiakan. Pertemuan kita mengajarkanku untuk percaya bahwa ternyata kenangan yang berkesan sesingkat apapun, tidak akan pernah mati.

Dell aku tahu. Aku tahu sekarang waktunya untuk ikhlas. Merelakan kamu pergi adalah caraku untuk membiarkan kamu bahagia dengan jalanmu sendiri. jangan khawatir padaku. Aku siap jaga diri hari ini, esok dan seterusnya. Kamu juga harus gitu ya.

Setidaknya aku percaya, suatu saat jika memang kita tercipta untuk bersama kita akan menemukan jalannya kembali. Sesulit apapun jalannya aku tahu hidup akan terus berlanjut; ada ataupun tanpa kamu.

Maaf ya Dell, maaf untuk kata maaf yang gak pernah terucap.

Sebelum aku mengakhiri ini, aku mau ngucapin banyak sekali terimakasih untuk kamu yang mengisi waktu di Jogja.

Terimakasih sudah pernah menyayangiku.

Terimakasih seseorang yang kini menjadi teman terasing.

Sekali lagi, maaf karena kata-kata tidak selayaknya tak terucap.

Minggu, 05 Juli 2020

perempuan penyimpan duka

Gerimis hujan membasahi atap, namun suaranya tak mengeluarkan kebisingan. Seolah paham ada hati yang tengah dirundung pilu. Kehadirannya hanya mendampingi disaat-saat tertentu.

Selang masuknya satu pesan,
"If you need someone to talk, I am here. okay?"

saat pikiran datang menghasut, hati mengetuk seolah menyiratkan itu berbahaya. dikedalaman sana hati seakan bersuara: 

no, keep it that way. 
just you. 


selang beberapa menit, perempuan itu membaca kembali pesan yang sudah berlalu sejak sepuluh menit diabaikan. ia memijat tipis ujung kepalanya. seolah ada beban yang berat sekali untuk ditanggung.

mungkin ia sedang menerka-nerka apa maksud dari kepedulian lelaki ini? apakah benar 'simpati' atau hanya sekedar rasa keingintahuan. 

ada rasa cemas yang berputar-putar. jika pun harus dicoba, ia takut. takut perbincangan itu menjadi suatu keterpaksaan. 

that's way, tak ada yang diutarakan. perempuan itu memilih diam. mengabaikan tanya dari laki-laki yang tadi sempat menunggunya. tak ada yang benar-benar bisa memulihkan kesedihan. sekalipun seseorang yang sedang membawa kesenangan.

lalu dukanya kembali ia sembunyikan. dalam hening yang membisu. tak ada yang perlu dikatakan untuk merubah suasana. bahkan sekalipun harus ditemani oleh malam panjang dengan buliran air mata. 

ia sudah terbiasa.

Jumat, 07 Februari 2020

Dalam diam menyimpan rasa.

ada yang sudah mulai membuka hatinya.
ada yang sudah berhasil melalui prosesnya melupakan.
ada yang sudah belajar mengikhlaskan.
dan ada pula yang kini diam-diam menyimpan rasa. 

memang ada yang salah dari perempuan bila diam-diam menyimpan rasa?

tidak perlu merasa bersalah karena berani untuk memulai, dan membuka hati dengan orang lain. 

tak masalah. tak ada yang salah juga, karena kamu sudah berhasil menyenangkan dirimu sendiri.

Kadang ada sesuatu yang memang tidak bisa kita paksakan, karena keadaan punya kenyataan. Sesuatu yang harus di ikhlaskan meski terasa sulit. ya walau sebenarnya bukan soal memaksakan lagi, ini hanya membiarkan rasa yang sederhana mengalir apa adanya.

Ada perasaan riang dari dasar hati yang menggema ingin keluar. Memang tak dapat dipungkiri, rasanya ingin angan menjadi kenyataan.

Pikiran dipenuhi oleh bayangan yang tak pasti kemana arahnya. Sering kali muncul di waktu mood merasa enggan untuk berduka. Aku pun tak tahu, walau aku tak menginginkannya. Bayang itu datang melesat begitu saja. 

Orang asing yang mulai muncul belakangan ini didalam kepala.

Setiap kali melihat foto atau mengingat bayangnya membuat bibir terangkat. Senyum itu merekah begitu saja.

Sekarang hanya membisu sendirian. Biarlah doa menjadi saksinya bahwa harapan pun kian tumbuh. Otak yang terus memutar wajahnya seakan-akan memaksa bibir untuk berucap. Namun hati menolak, ia harus ikut andil dalam memutuskan. katanya tanpa bibir harus berucap, mata sudah bisa menyiratkan maksud hati.

Entah sampai kapan rasa ini bertahan, didalam sana diam-diam ingin bersembunyi tanpa meminta haknya untuk unjuk diri. Rasa yang tumbuh diam-diam memang tak pernah mudah. Berkhayal pada bayang yang tak pernah pasti kapan bisa berwujud nyata. Ingin mendekap tubuhnya, malah hanya memeluk angan.

Semoga doa dapat menyampaikan pesan 
bahwa benar-benar ada rasa yang tulus yang tak dapat diungkap. 

Karena rasa tak harus diutarakan dalam bentuk kata. 
Hal-hal kecil sebenarnya yang bisa mengungkap rasa, tanpa harus diberi aba. 

Lihat saja nanti, sampai suatu saat rasa ini tersampaikan, atau hanya diam ditempat dan pudar dengan sendirinya. Sebenarnya tak ada yang ingin memiliki harapan yang semu, namun tak apa selama hati senang dan tak merasakan sakit. Saat ini tidak peduli anggapan orang berkomentar apa. Sindiran dan omongan negatif yang terlontar dari bibir siapapun yang tahu akan hal tersebut.

Selama hal itu dapat membuat nyaman dan dapat dinikmati, rasanya tak ada yang masalah.
Ini hanya rasa suka yang datang tiba-tiba, tanpa tahu harus berlabuh dimana. 

Biar, biar, biar saja hati yang berikhtiar dalam sunyinya. Tak perlu menjelaskan, karena doa sudah cukup untuk membuktikan ada rasa yang tersimpan.

Bismillah... Semoga setiap usaha akan membuatnya mengerti dan memahami bahwa tak semudah itu membuka hati.  


 #Mencintaidalamdiam

Selasa, 04 Februari 2020

Andai..

lucu ya saat ada yang tak saling kenal malah diharapkan, tak pernah bertatap muka malah smpai ikut hadir dalam doa. tapi nyatanya memang ada dan bahkan terjadi. bukan karena kebetulan, tapi mungkin memang sudah digariskan.
Inilah yang dinamakan mencari disaat orang yang dicari sudah beranjak pergi. 
wajar saja bila orang mundur ketika usahanya tak ditanggapi.
wajar saja bila orang memilih pergi untuk mencari pengganti.
karena jauh diluar sana ternyata banyak yang bersimpati.
Aneh sekali jika berharap pada sesuatu yang sama sekali diluar kendali.
Hmm...
Tak perlu menyampaikan maaf dan menyesal, 
karena apa yang dilakukannya memang tepat.
Pergi adalah jalan terbaik ketika merasa terabaikan.
Tak ada yang mau berjuang sendirian.
Dan tak ada yang ingin bertahan kalau sadar diacuhkan. 

Seiring berjalannya waktu dia akan memilih pergi karena lelahnya berjuang tak dihargai.
dia tidak salah, dan dia tidak mau tahu akan kesalahan mu diakhir karena mengabaikannya.
Jadi, tolong dimengerti karena waktu akan terus berjalan maju, tidak berjalan mundur dan bisa putar arah untuk mengulang kembali apa yang seharusnya tidak terjadi.
Tolong dipahami semua orang ingin dihargai. 
Dalam bentuk usaha meskipun kecil, tapi baginya mungkin berarti.

Ps: 
Semoga dilain waktu diberi kesempatan untuk menghargai lagi.

-Salam, vany yang waktu boboknya belum maksimal.

Jumat, 03 Januari 2020

Happy New Year 2020!!

Hai semuanya, selamat tahun baru 2020.
Semoga tahun ini lebih baik ya, semoga masalah yang ada di tahun 2019
tidak terulang kembali di tahun ini.
Semoga wish list tahun ini untuk kita semua bisa terwujud.
Semangat-semangat untuk yang belum tercapai keinginannya, semoga ditahun ini bisa tercapai.
Jangan patah semangat, selalu berusaha dan melakukan apapun yang kamu suka.
Jangan ada kata menyerah, karena sekali kita menyerah ribuan pesaing diluar sana sedang berprogress untuk maju. Kalau kita menyerah dan berhenti, ya gak bakalan nemuin apa-apa.
Jadi bijaklah dalam mengambil langkah, perjalanan hidup kamu bukan orang lain yang menentukan, tapi diri kamu sendiri.
Semangat, tidak ada yang tidak mungkin.
Jerih payah akan terbayarkan nanti di waktu yang tepat.


dipaksa selesai.