Minggu, 05 Juli 2020

perempuan penyimpan duka

Gerimis hujan membasahi atap, namun suaranya tak mengeluarkan kebisingan. Seolah paham ada hati yang tengah dirundung pilu. Kehadirannya hanya mendampingi disaat-saat tertentu.

Selang masuknya satu pesan,
"If you need someone to talk, I am here. okay?"

saat pikiran datang menghasut, hati mengetuk seolah menyiratkan itu berbahaya. dikedalaman sana hati seakan bersuara: 

no, keep it that way. 
just you. 


selang beberapa menit, perempuan itu membaca kembali pesan yang sudah berlalu sejak sepuluh menit diabaikan. ia memijat tipis ujung kepalanya. seolah ada beban yang berat sekali untuk ditanggung.

mungkin ia sedang menerka-nerka apa maksud dari kepedulian lelaki ini? apakah benar 'simpati' atau hanya sekedar rasa keingintahuan. 

ada rasa cemas yang berputar-putar. jika pun harus dicoba, ia takut. takut perbincangan itu menjadi suatu keterpaksaan. 

that's way, tak ada yang diutarakan. perempuan itu memilih diam. mengabaikan tanya dari laki-laki yang tadi sempat menunggunya. tak ada yang benar-benar bisa memulihkan kesedihan. sekalipun seseorang yang sedang membawa kesenangan.

lalu dukanya kembali ia sembunyikan. dalam hening yang membisu. tak ada yang perlu dikatakan untuk merubah suasana. bahkan sekalipun harus ditemani oleh malam panjang dengan buliran air mata. 

ia sudah terbiasa.

Tidak ada komentar:

dipaksa selesai.